Sabtu, 28 Desember 2013

Tugas 5

Generalisasi

pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diamati. Dalam pengembangan karangan, generalisasi perlu ditunjang atau dibuktikan dengan fakta-fakta, contoh-contoh ,data statistik dan sebagainya.
Contoh Paragraf Generalisasi :
Masalah kepadatan penduduk selalu menjadi masalah yang dihadapi di Jakarta, itu dikarenakan banyaknya pendatang yang berdatangan untuk menetap ataupun mencari perkerjaan di Jakarta. Menurut publikasi BPS pada tahun 2012 jumlah penduduknya meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini seharusnya menjadi acuhan pemerintah berkerja sama dengan masyarakat untuk mengurangi tingkat kenaikan jumlah penduduk di Jakarta. Banyak sekali cara untuk mengurangi penduduk yaitu ; Menggalakkan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum dan masal, sehingga akan mengurangi jumlah angka kelahiran dan Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi.


Analogi

Penalaran analogi dilakukan dengan cara membandingkan dua hal yang berbeda, tetapi keduanya memiliki beberapa sisi persamaan.
Contoh Paragraf Analogi :
Didalam falkultas ekonomi terdapat studi Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen, studi Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen memiliki perbedaan dalam menerapkan pembelajarannya. Untuk studi Akuntansi keuangan berorientasi pada penyajian laporan keuangan untuk pihak-pihak di luar perusahaan dan sebaliknya Akuntansi Manajemen berorientasi pada laporan untuk pihak-pihak di dalam/internal manajemen. Namun, ada juga persamaan diantara studi tersebut diantaranya yaitu keduanya bersandar kepada informasi akuntansi. Mempunyai dua sistem pengumpulan data berbeda yang berjalan berdampingan.


Kausalitas

Penalaran kausalitas yang menunjukkan hubungan sebab-akibat atau akibat-sebab.
Contoh Paragraf Kausalitas :
Banyak mahasiswa yang mengulang suatu Ujian Akhir Semester dikarenakan banyaknya materi di mata kuliah tersebut yang digampangkan oleh mahasiswa, cukup banyak mahasiswa yang tidak ikut saat ujian terlaksana dan terbuai untuk membolos bersama teman-teman seperjuangannya, dengan alasan mengampangkan mata kuliah akuntansi yang hanya membuat jurnal, buku besar, laporan keuangan dan lain sebagainya. Akibatnya, mahasiswa tersebut harus mengulang diujian mandiri karena harus memperbaiki nilainya yang tertinggal.

Tugas 4

Kerangka Karangan dan Kasus

Kerangka Karangan adalah rencana umum dari materi yang akan disajikan. Outline menunjukkan urutan berbagai topik, kepentingan relatif dari masing-masing, dan hubungan antara berbagai bagian.

Berikut adalah contoh kasus, dan Kerangka Karangan yang di sertai Sistematik Penulisannya.
Sampah Organik dan Anorganik
 
Tema : Sampah
Tujuan : Mengetahui manfaat sampah organik dan anorganik
Judul : Sampah Organik Dan Anorganik
1.      Pengertian
1.1  Pengertian Sampah
1.2  Jenis Sampah
1.2.1        Sampah Organik
1.2.2        Sampah Anorganik
2.      Dampak Sampah Bagi Manusia Dan Lingkungan
2.1  Dampak Bagi Kesehatan
2.2  Dampak Terhadap Lingkungan
2.3  Dampak Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
3.      Bahaya Sampah Plastik
3.1  Bahaya Sampah Plastik Bagi Kesehatan
3.2  Bahaya Sampah Plastik Terhadap Lingkungan
4.      Usaha Pengendalian Sampah
4.1  Peran Pemerintah Dalam pengendalian sampah
4.2  Peran Masyarakat dalam Pengendalian Sampah
5.      Kebijakan pengelolaan Sampah
5.1  Penetapan Instrumen Kebijakan
5.1.1        Instrumen Regulasi
5.1.2        Instrumen Ekonomik
5.2  Mendorong Pengembangan
5.2.1        Mengurangi (reduce)
5.2.2        Memakai kembali (reduse)
5.2.3        Mendaur ulang (recycling)
5.2.4        Mengganti (replace)
5.3  Pengembangan produk dan kemasan ramah lingkungan
5.4  Pengembangan teknologi, standar dan prosedur penanganan sampah
5.5  Penetapan kriteria dan standar minimal penentuan lokasi penanganan
akhir sampah
5.6  penetapan lokasi pengolahan akhir sampah
5.7   luas minimal lahan untuk lokasi pengolahan akhir sampah
            5.8  penetapan lahan penyangga.

Tulisan 20



Ekonomi Indonesia tahun 2014 diprediksi terpuruk


Kondisi perekonomian Indonesia tahun 2014 dinilai akan berada dalam kondisi terpuruk. Kondisi dapat terjadi karena dipengaruhi oleh perekonomian dunia yang cenderung tidak stabil.

Direktur Eksekutif Indonesia for Global Justice (IGJ) M Riza Damanik menyebutkan, terdapat dua penyebab yang membuat kondisi perekonomian nasional terpuruk. Penyebab itu adalah kenaikan harga minyak dunia yang mendorong subsidi membengkak serta merosotnya nilai tukar rupiah yang melipatgandakan nilai utang luar negeri.

"Pemicu utamanya adalah pembengkakan subsidi energi yakni subsidi BBM dan listrik. Belanja subsidi energi di RAPBN 2014 melonjak Rp 44,1 triliun, dari Rp 284,7 triliun menjadi Rp 328,7 triliun," ujar Riza melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (28/12).

Riza melanjutkan, utang luar negeri semakin membengkak lantaran nilai tukar rupiah terhadap dolar semakin merosot. Tetapi, ungkap dia, pemerintah justru mengambil solusi untuk menutup pengeluaran dengan cara semakin memperbanyak utang luar negeri maupun dalam negeri.

Padahal, terang Riza, data Bank Indonesia menunjukkan posisi surat utang negara sampai dengan Oktober 2013 mencapai Rp 915,175 triliun. Sementara posisi utang luar negeri pemerintah USD 123,212 miliar.

"Dengan demikian pada tingkat kurs 12.000 maka total utang pemerintah secara keseluruhan adalah Rp 1.478,544 triliun utang luar negeri ditambah Rp. 915,175 triliun utang dalam negeri. Sehingga utang pemerintah keseluruhan adalah Rp 2.393,719 triliun," terang Riza.

Selanjutnya, ungkap Riza, pemerintah menargetkan akan menambah utang mencapai Rp 345 triliun pada tahun 2014. Sebanyak Rp 205 triliun akan ditarik melalui surat berharga untuk menutup defisit fiskal 2014 dan sisanya sebanyak Rp 140 triliun digunakan untuk melunasi utang lama yang jatuh tempo.

"Cara pemerintah mengatasi masalah dengan menumpuk utang akan semakin menambah masalah perekonomian di masa yang akan datang, memperburuk fundamental ekonomi dan meningkatkan kerentanan nilai tukar," pungkas dia.

Sumber: http://www.merdeka.com/uang/ekonomi-indonesia-tahun-2014-diprediksi-terpuruk.html

Jumat, 27 Desember 2013

Tulisan 19



BI: Utang luar negeri Indonesia Rp 3.204 T masih aman


Utang luar negeri Indonesia pada Oktober 2013 mencapai USD 262,4 miliar. Utang tersebut terdiri dari utang pemerintah serta swasta. Walaupun utang luar negeri Indonesia tembus USD 262,4 miliar, bank sentral menyebut posisi utang ini masih aman.

Dalam keterangan pers bank sentral, rasio posisi utang luar negeri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Oktober 2013 tercatat sebesar 29,5 persen dan berada dalam posisi aman sesuai praktik internasional. Ke depan, Bank Indonesia memperkirakan perlambatan pertumbuhan utang luar negeri masih akan berlanjut sambil terus memantau dengan ketat perkembangan utang luar negeri Indonesia. Terutama utang luar jangka pendek swasta, sehingga tetap optimal mendukung perekonomian Indonesia.

Bank Indonesia menyebut utang luar negeri Indonesia yang mencapai USD 262,4 miliar pada Oktober 2013 terus tumbuh melambat. Angka utang tersebut tumbuh melambat 5,8 persen dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang mencapai 6,7 persen.

Perlambatan pertumbuhan utang luar negeri terjadi baik pada sektor publik maupun sektor swasta. Posisi utang luar negeri sektor publik pada Oktober 2013 mencapai USD125,8 miliar atau tumbuh melambat menjadi 0,5 persen, dari bulan sebelumnya sebesar 2,1 persen. Sementara itu, posisi utang luar negeri sektor swasta tumbuh stabil dibanding bulan sebelumnya sebesar 11,1 persen, mencapai nilai USD136,6 miliar.

Berdasarkan jangka waktu, komposisi utang luar negeri jangka panjang tetap stabil mendominasi utang luar negeri Indonesia pada Oktober 2013. Posisi utang luar negeri Indonesia sebagian besar terdiri dari utang luar negeri berjangka panjang, yaitu sebesar USD 216,1 miliar (82,4 persen dari total ULN), sementara sisanya sebesar USD 46,3 miliar (17,6 persen dari total ULN) merupakan utang luar negeri jangka pendek.

Utang luar negeri berjangka panjang pada Oktober 2013 tumbuh 5,1 persen, lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan periode Januari-September 2013 6,8 persen. Sementara itu, utang luar negeri berjangka pendek tumbuh sebesar 8,8 persen, lebih lambat dari rata-rata pertumbuhan periode Januari-September 2013 17,7 persen.

Sumber: http://www.merdeka.com/uang/bi-utang-luar-negeri-indonesia-rp-3204-t-masih-aman.html

Tulisan 18



Kerap ditutup, BI minta BPR perbaiki kualitas SDM


Bank Indonesia (BI) meminta Bank Perkreditan Rakyat (BPR) meningkatkan kualitas tata kelola perusahaan dan Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini berkaitan dengan banyaknya BPR yang ditutup akibat kurangnya tata kelola perusahaan di BPR.

"Selama beberapa tahun ini, BPR yg ditutup ada cukup banyak, dan utamanya karena pengelolaan yang dilakukan terhadap BPR ini kurang hati-hati," kata Gubernur BI, Agus Martowardojo, di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (27/12).

Selain itu, Agus melihat faktor SDM BPR masih kurang berkualitas baik dalam tata cara mengelola dana nasabah maupun dalam menguasai Teknologi Informasi (IT) untuk mendukung kinerja BPR.

"Kalau SDM-nya sudah ditingkatkan tentu nanti pemahaman tentang industri, pemahaman tentang capacity, teknologi dan sebagainya, sehingga nanti bank itu akan lebih bertahan," jelas Agus.

Nantinya, lanjut Agus, BI dan OJK akan terus meningkatkan kerja sama agar sisi prudensial atau kehati-hatian perbankan, khususnya BPR, semakin terjaga pasca pengawasan perbankan pindah ke OJK tahun depan.

"BPR yang ditutup itu hampir kebanyakan karena pengelolaannya yang tidak baik. Tapi kami dari BI dan OJK akan menjaga supaya prudensial, kehati-hatian, tata kelola yang baik itu akan diutamakan," imbuh Agus.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menambahkan, dalam kurun waktu tiga bulan terakhir, sudah ada dua BPR yang ditutup. Sepanjang 2006 hingga Agustus 2013, sudah sebanyak 49 BPR ditutup akibat lalai dalam mengelola BPR.

"BPR itu (yang ditutup) tiga bulan lalu saja sudah sekitar 51 BPR. Memang karena sebagian besar, mungkin semuanya karena fraud, tapi kalau dilihat dari presentase jumlah BPR yang 1850, 51 BPR sih sebenarnya persentasenya kecil sekali," jelas Mirza.

Tulisan 17



Batas akhir penukaran 4 uang kertas lama tinggal 3 hari lagi


Bank Indonesia mengimbau kepada masyarakat untuk segera menukarkan pecahan uang lama yang sudah tidak berlaku lagi di perbankan umum paling lambat 30 Desember 2013. Pecahan uang kertas yang sudah tidak berlaku tersebut adalah pecahan tahun emisi 1998 dan 1999.

Dalam info bank sentral, hal ini telah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No.10/33/PBI/2008 tanggal 25 November 2008.

Pecahan uang kertas dimaksud antara lain uang kertas pecahan Rp10.000 (Sepuluh Ribu Rupiah) bergambar Cut Nyak Dien Tahun Emisi (TE) 1998, uang kertas pecahan Rp20.000 (Dua Puluh Ribu Rupiah) bergambar Ki Hadjar Dewantara TE 1998, uang kertas pecahan Rp50.000 (Lima Puluh Ribu Rupiah) TE 1999 bergambar WR Soepratman dan uang polymer/plastik pecahan Rp 100.000 (Seratus Ribu Rupiah) TE 1999 bergambar Soekarno-Hatta.

Apabila sampai dengan tanggal 30 Desember 2013 belum sempat menukarkan uang kertas tersebut, maka masyarakat masih dapat menukarkan di Bank Indonesia mulai dari tanggal 31 Desember 2013 sampai dengan 30 Desember 2018 sesuai dengan jadwal operasional penukaran.

Sumber: http://www.merdeka.com/uang/batas-akhir-penukaran-4-uang-kertas-lama-tinggal-3-hari-lagi.html

Tulisan 16



Kebutuhan rumah masih tinggi buat BTN pede hadapi 2014


Meski tahun depan diproyeksi masih terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) optimis kredit properti masih akan tumbuh meski melambat.

Direktur Utama BTN Maryono mengungkapkan, optimisme ini dilandasi oleh masih kurangnya unit rumah atau backlog sebanyak 15 juta unit.

Menurut Maryono, permintaan akan rumah masih tinggi lantaran produk domestik bruto (PDB) atau income per kapita masyarakat Indonesia terus meningkat. Selain itu, jumlah penduduk Indonesia dengan usia produktif masih tinggi.

"Dengan potensi itu, memberikan suatu sinyal positif," kata Maryono di Kantor Pusat BTN, Jakarta, Jumat (28/12).

Aturan Bank Indonesia mengenai adanya pembatasan besaran loan to value (LTV) serta kredit inden, menurut Maryono, tidak berdampak negatif terhadap pertumbuhan kredit properti. Aturan tersebut, lanjutnya, justru memberi sinyal positif bagi pertumbuhan properti jangka panjang.

Oleh sebab itu, Maryono memproyeksi aset BTN masih akan bertumbuh di kisaran 18 persen dengan target laba sebesar Rp 2 triliun. Laba ditarget bertumbuh sebesar 18 persen dan dana pihak ketiga (DPK) diperkirakan akan mengalami pertumbuhan hingga 20 persen. Untuk tabungan, BTN menargetkan pertumbuhan mencapai 22 persen tahun depan.

Angka ini, lebih rendah dibandingkan dengan capaian BTN tahun 2013 ini, di mana pertumbuhan kredit berada di kisaran 22-23 persen. Untuk DPK, BTN berhasil tumbuh di kisaran 17-18 persen. Untuk laba tahun 2013, BTN berhasil meraih laba sesuai target yakni sebesar Rp 1,5 triliun-Rp 1,7 triliun.

Sumber: http://www.merdeka.com/uang/kebutuhan-rumah-masih-tinggi-buat-btn-pede-hadapi-2014.html