Kerugian ekonomi akibat air minum dan sanitasi yang buruk
Kondisi air minum dan sanitasi yang buruk membuat
Indonesia mengalami kerugian ekonomi mencapai Rp 56 triliun tiap tahunnya.
Buruknya kondisi ini juga membuat pembangunan Indonesia tertinggal jauh dengan
Vietnam dan Myanmar.
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono menyadari,
bahkan setelah 68 tahun Indonesia merdeka, masyarakatnya belum terpenuhi hak
untuk mendapatkan air minum dan sanitasi yang laik.
"Dampak langsung dari buruknya sanitasi dan air
minum adalah keadaan kesehatan masyarakat. Ada sebanyak 1,4 juta anak menderita
diare setiap tahunnya," ujarnya saat acara 'Pembukaan Konferensi Sanitasi
dan Air Minum Nasional' di Gedung Balai Kartini, Jakarta, Selasa (29/10).
Kondisi ini juga menimbulkan kerugian sebesar Rp 1,4
triliun di sektor pariwisata dan sebesar Rp 29 triliun di sektor kesehatan.
Untuk itu, pemerintah berupaya untuk meningkatkan perencanaan pembangunan
sanitasi dan air minum dari pembentukan Pokja AMPL di 33 provinsi dan di lebih
dari 340 kabupaten/kota.
"Hingga saat ini tersusun SSK (Sanitasi
Kabupaten/Kota) di 225 induk kabupaten/kota dan sistem penyediaan air minum di
212 kabupaten/kota," ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar