Jumat, 27 Desember 2013

Tulisan 18



Kerap ditutup, BI minta BPR perbaiki kualitas SDM


Bank Indonesia (BI) meminta Bank Perkreditan Rakyat (BPR) meningkatkan kualitas tata kelola perusahaan dan Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini berkaitan dengan banyaknya BPR yang ditutup akibat kurangnya tata kelola perusahaan di BPR.

"Selama beberapa tahun ini, BPR yg ditutup ada cukup banyak, dan utamanya karena pengelolaan yang dilakukan terhadap BPR ini kurang hati-hati," kata Gubernur BI, Agus Martowardojo, di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (27/12).

Selain itu, Agus melihat faktor SDM BPR masih kurang berkualitas baik dalam tata cara mengelola dana nasabah maupun dalam menguasai Teknologi Informasi (IT) untuk mendukung kinerja BPR.

"Kalau SDM-nya sudah ditingkatkan tentu nanti pemahaman tentang industri, pemahaman tentang capacity, teknologi dan sebagainya, sehingga nanti bank itu akan lebih bertahan," jelas Agus.

Nantinya, lanjut Agus, BI dan OJK akan terus meningkatkan kerja sama agar sisi prudensial atau kehati-hatian perbankan, khususnya BPR, semakin terjaga pasca pengawasan perbankan pindah ke OJK tahun depan.

"BPR yang ditutup itu hampir kebanyakan karena pengelolaannya yang tidak baik. Tapi kami dari BI dan OJK akan menjaga supaya prudensial, kehati-hatian, tata kelola yang baik itu akan diutamakan," imbuh Agus.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menambahkan, dalam kurun waktu tiga bulan terakhir, sudah ada dua BPR yang ditutup. Sepanjang 2006 hingga Agustus 2013, sudah sebanyak 49 BPR ditutup akibat lalai dalam mengelola BPR.

"BPR itu (yang ditutup) tiga bulan lalu saja sudah sekitar 51 BPR. Memang karena sebagian besar, mungkin semuanya karena fraud, tapi kalau dilihat dari presentase jumlah BPR yang 1850, 51 BPR sih sebenarnya persentasenya kecil sekali," jelas Mirza.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar